Komputer sudah merupakan alat bantu yang tergolong penting saat ini,
kita ambil salah satu contoh pada kegiatan perkantoran, tentunya dengan
adanya komputer maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat.
Sebagai pengguna atau pemakai komputer tentunya kita juga pernah
mengalami masalah dengan komputer. Hal tersebut dapat diakibatkan adanya
kesesuaian dari komponen dasar komputer itu sendiri yang biasanya
berkaitan dengan Software (perangkat lunak atau aplikasinya), Hardware
(perangkat keras) atau Brainware (si pemakai komputer).
Pengertian Troubleshooting Komputer
Dalam
dunia komputer, segala sesuatu masalah yang berhubungan dengan komputer
disebut Troubleshooting dan timbulnya masalah dalam komputer tentu ada
sebabnya. Pada kesempatan ini kita akan sedikit belajar untuk mendeteksi
masalah pada komputer Anda terutama yang berhubungan dengan Hardware.
Untuk
permasalahan dengan Software sebaiknya Anda lakukan pendeteksian
sederhana dahulu seperti pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan
Software atau spesifikasi permintaan (requirement) dari Software.
Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya Anda install ulang saja
Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah
Software, sedangkan untuk permasalahan dengan Brainware, penulis hanya
dapat memberikan saran “istirahat dulu deh, he…”.
Teknik dalam Troubleshooting
Terdapat
dua macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu
teknik Forward dan teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik
tersebut, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu definisi dari
masing-masing teknik tersebut.
1. Teknik Forward
Sesuai dengan
namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan dideteksi
semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya digunakan
oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan perakitan
komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara
sederhana dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik).
Untuk mempermudah silakan simak contoh berikut :
§ Setelah komputer
selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang
telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke
soket power pada Motherboard.
§ Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar.
§ dsb.
2. Teknik Backward
Hampir
sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk
mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri
listrik). Teknik lebih banyak digunakan karena pada umumnya permasalahan
dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah
banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil
beberapa contoh sebagai berikut :
§ Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik.
§ Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
§ dsb.
Tabel Pendeteksian Masalah
Setelah
penjelasan sederhana dari kedua teknik tersebut penulis akan membahas
lebih dalam lagi ke teknik Backward, karena bagi pengguna komputer
rumahan tentunya teknik ini lebih banyak akan digunakan ketimbang teknik
Forward. Untuk lebih mempermudah dalam pendeteksian masalah pada
komputer Anda, silakan simak tabel berikut :
Analisa Pengukuran
Pada
tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik
pada komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester
untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut.
Contoh
: Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu
mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.
Analisa Suara
Pada
tahapan ini pendeteksian masalah menggunakan kode suara (beep) yang
dimiliki oleh BIOS dan dapat kita dengar lewat PC Speaker. Pastikan
kabel PC Speaker sudah terpasang dengan baik. Kemungkinan letak
permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5. Untuk mempermudah pengenalan
kode suara tersebut, silakan simak keterangan berikut :
§ Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik.
§ Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS.
§ Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM.
§ Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
§
Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan bunyi beep beberapa
kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi (panas).
Catatan :
kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang
lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.
Analisa Tampilan
Pada
tahapan ini pendeteksian masalah cenderung lebih mudah karena letak
permasalahan dapat diketahui berdasarkan pesan error yang ditampilkan di
monitor. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai
9.
Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard
Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.
Cara Cepat Mengenali Troubleshooting
§
Apabila terjadi masalah dan sistem masih memberikan tampilan pesan pada
monitor atau disertai dengan bunyi beep 1 atau 2 kali, maka kemungkinan
letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9, yaitu pada
Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket.
§ Apabila terjadi masalah
dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka
kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM,
VGA Card dan Monitor.
§ Sedangkan untuk masalah yang tidak disertai
pesan pada monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan besar letak
permasalahan ada di komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan
Motherboard.
Dengan kedua macam teknik dalam pendeteksian maslah
dalam komputer tersebut, tentunya akan lebih memperkaya pengetahuan kita
di bidang komputer, jadi jika suatu saat terdapat masalah pada komputer
Anda kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum membawa
ke tempat servis, kalaupun harus membawa ke tempat servis kita sudah
mengerti letak permasalahannya, jadi kita tidak dibohongi oleh tukang
servis yang nakal ; )
Dengan pemahaman troubleshooting komputer yang
lebih dalam tentunya akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui letak
permasalahan dalam komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila
kita dapat memperbaiki sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan
sederhana tentang troubleshooting ini dapat bermanfaat, selamat mencoba
dan terima kasih.
Love
Cara TROUBLESHOOTING KOMPUTER
Cara menghitung IP address (subneting) part I
Sebelum kita tahu bagaimana cara menghitung sebuah IP Address, ada
baiknya kita terlebih dahulu mengetahui istilah-istilah umum dalam
pengalamatan IP. Beberapa istilah tersebut yaitu sebagai berikut :
- Host IP Address = alamat IP klien
- Network Mask = seringkali disebut subnet mask, digunakan untuk menentukan banyaknya jaringan yang dapat dicakup
- Network Address = alamat jaringan, digunakan sebagai pengenal sebuah jaringan, selalu diperoleh dari alamat pertama dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
- Network Broadcast Address = alamat broadcast, digunakan untuk melakukan broadcasting (penyebaran) paket data dalam satu jaringan, selalu diperoleh dari alamat terakhir dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
- Total Number of Host Bits = jumlah total host yang dapat ditampung dalam bit, untuk mengetahui jumlah host/klien maksimal yang dapat diberi alamat IP pada sebuah jaringan
- Number of Hosts =jumlah alamat yang dapat digunakan sebagai host, jumlah yang dapat digunakan merupakan jumlah alamat total dalam sebuah jaringan dikurangi dengan 2 (karena satu sebagai Network Address, dan satunya lagi untuk Broadcast Address)
1
2
3
| Host IP Address = 172.25.114.250 Network Mask = 255.255.0.0(/16) |
- Jumlah host dalam bit (Total Number of Host Bits) dimisalkan sebagai n. Nilai n diperoleh dengan menghitung jumlah nol yang ada di alamat Network Mask (dalam biner). Perhatikan nilai nol yang berwarna biru di atas, jumlahnya ada 16 nol, sehingga nilai Total Number of Host Bits = 16.
- Jumlah host ditentukan dengan rumus 2^n. Nilai n merupakan Total Number of Host Bits. Jadi, jumlah host pada kasus di atas adalah 2^16 = 65536.
- Broadcast address diperoleh dengan mengamati jumlah nol dalam Network Mask. Perhatikan nilai broadcast yang berwarna merah, nilai tersebut diperoleh dengan mengubah nilai Network Adress menjadi nilai 1 semua, sesuai dengan banyaknya nol pada Network Mask. Jika pada Network Address, nilai tersebut bernilai 0 semua (alamat paling awal), maka pada Broadcast Address, nilai tersebut bernilai 1 semua (alamat paling akhir).
6 Makna pesan error dalam internet
Sering Kali ketika kita sedang Asyik Browsing dan Berinternet Ria
muncul pesan Eror yang tidak kita kehendaki.Sebenarnya Hal tersebut
masih di kategorikan Wajar Karena di pengaruhi Oleh Beberapa
Faktor.Anda Harus Tahu apa penyebab dan makna pesan Eror
tersebut.Berikut merupakan Faktor-faktor dan Makna pesan Eror ketika kita mengakses Internet.
500 – Internal Server Error
Pesan
error di atas diartikan sebagai adanya masalah atau kesalahan dalam
server internal situs sehingga Anda tidak bisa mengakses situs yang
bersangkutan, selama administrator situs belum memperbaiki pesan
kesalaahan tersebut.
404 - Not Found
Anda beberapa hal yang menyebabkan tampilnya pesan kesalahan di atas :
* Data di database sebelumnya sudah ada, namun sudah dihapus atau dihilangkan dari database server.
* Terjadi gangguan akses Internet atau down
* Jika akses Internet tetap gagal, maka kemungkinan halaman tersebut memang tidak ada
* Terjadi kesalahan penulisan alamat URL
400 - Bad Request
Pesan
kesalahan tersebut dialami oleh server yang tidak bisa mengerti
perintah dari client. Penyebabnya pada umumnya berupa kesalahan script
coding di server, sehingga hanya administrator server-lah yang bisa
mengatasinya.
403 - Forbidden
Pesan kesalahan tersebut memiliki dua alasan :
* Menandakan bahwa halaman situs tidak adapat diakses karena telah diatur demikian dalam servernya.
*
Owner atau pemilik situs belum membayar sewa hosting ke perusahaan
pemilik server, sehingga terjadi pemblokiran dari pihak perusahaan
server.
408 - Request Timeout
Pesan ini memiliki alasan bahwa
timer atau waktu untuk mengakses situs telah habis. Hal tersebut
disebabkan oleh kecepatan akses Internet yang cukup lambat, dan server
biasanya memiliki timer atau batas waktu tertentu dalam pengaksesan
data dalam database-nya.
401 - Unauthorized
Pesan kesalahan
tersebut artinya user tidak memiliki otoritas atau izin untuk mengakses
halaman web tersebut. Biasanya situs diberi pengaman username dan
password, sehingga Anda harus mengerti username dan password situs
tersebut.
Surah Al-Kausar
al-Kausar |
|
---|---|
Informasi | |
Arti | Nikmat Yang Berlimpah |
Klasifikasi | Makkiyah |
Surah ke | 108 |
Juz | Juz 30 |
Statistik | |
Jumlah ruku' | 1 ruku' |
Jumlah ayat | 3 ayat |
Surah Al-Kausar (bahasa Arab: الكوثر) adalah surah ke-108 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri dari 3 ayat. Kata Al-Kausar sendiri berarti nikmat yang banyak dan diambil dari ayat pertama dari surah ini artinya karunia Allah SWT berupa telaga Al Kautsar bagi orang-orang penghuni surga. Pokok isi surah ini adalah perintah melaksanakan salat dan berkorban karena Allah memberikan banyak kenikmatan untuk untuk mereka yang beriman sedangkan para orang kafir pembenci Nabi SAW yang mengatakan keturunan Nabi terputus karena semua putranya wafat maka sesungguhnya merekalah yang terputus. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Azhar).
Hubungan surah Al-Kausar dengan surah Al-Kafirun
Dalam surah Al-Kautsar Allah memerintahkan agar memperhambakan diri kepada Allah, sedang dalam surah Al-Kafirun perintah tersebut ditandaskan lagi.Surah At-Takasur
at-Takasur |
||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | ||||||||
Arti | Bermegah-Megahan | |||||||
Klasifikasi | Makkiyah | |||||||
Surah ke | 102 | |||||||
Juz | Juz 30 | |||||||
Statistik | ||||||||
Jumlah ruku' | 1 ruku' | |||||||
Jumlah ayat | 8 ayat |
Surah At-Takasur (bahasa Arab:التكاثر) adalah surah ke-102 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Kausar. Dinamai At-Takasur (bermegah-megahan) diambil dari perkataan At-Takasur yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isi
Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi, sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang nikmat yang dibangga-banggakannya
Surah Al-Falaq
al-Falaq الْفَلَقِ |
|
---|---|
Informasi | |
Arti | Waktu Subuh |
Klasifikasi | Makkiyah Madaniyah[1] |
Surah ke | 113 |
Juz | Juz 30 |
Waktu pewahyuan | diturunkan sesudah Surat Al Fil |
Statistik | |
Jumlah ruku' | 1 ruku' |
Jumlah ayat | 5 ayat |
Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam Al-Qur'an. Nama Al-Falaq diambil dari kata Al-Falaq yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya waktu subuh. Surat ini tergolong surah Makkiyah.
Daftar isi |
Pokok-pokok isinya
Perintah agar kita berlindung kepada Allah SWT dari segala macam kejahatanBacaan
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ- قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
- مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
- وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
- وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
- وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
- Katakanlah: "Aku berlindung kepada TuhanYang Menguasai subuh,
- dari kejahatan makhluk-Nya,
- dan dari kejahatan malam apabila telah gelapgulita,
- dan dari kejahatan wanita-wanita tukangsihir yang menghembus pada buhul-buhul,
- dan dari kejahatan orang yang dengki apabilaia dengki".
Keutamaan Surah Al-Falaq
Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surat Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.Sayyidiah' Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.
'Uqbah bin' Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalam suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.
Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.
Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
Hubungan Surat Al Falaq dengan Surat An Naas
- Kedua-duanya sama-sama mengajarkan kepada manusia, hanya kepada Allah-lah menyerahkan perlindungan diri dari segala kejahatan.
- Surat Al Falaq memerintahkan untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, sedang Surat An Naas memerintahkan untuk memohon perlindungan dari jin dan manusia.
Surah Quraisy
Quraisy قُرَيْشٍ |
|
---|---|
Informasi | |
Arti | Suku Quraisy |
Klasifikasi | Makkiyah |
Surah ke | 106 |
Juz | Juz 30 |
Statistik | |
Jumlah ruku' | 1 ruku' |
Jumlah ayat | 4 ayat |
Surah Quraisy (bahasa Arab:قُرَيْشٍ, "Bani Quraisy") adalah surah ke-106 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 4 ayat dan tergolong surah Makkiyah. Kata Quraisy sendiri merujuk pada kaum Quraisy yakni kaum(suku) yang mendapat kepercayaan menjaga Ka'bah. Pokok isinya surat ini menerangkan kehidupan orang Quraisy serta kewajiban yang seharusnya mereka penuhi.
Surah Al-Ma'un
al-Ma'un الْمَاعُونَ |
|
---|---|
Informasi | |
Arti | Barang-Barang Yang Berguna |
Klasifikasi | Makkiyah |
Surah ke | 107 |
Juz | Juz 30 |
Statistik | |
Jumlah ruku' | 1 ruku' |
Jumlah ayat | 7 ayat |
Surah Al-Ma'un (bahasa Arab:الْمَاعُونَ, "Barang-Barang Yang Berguna") adalah surah ke-107 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 7 ayat. Kata Al Maa'uun sendiri berarti barang-barang yang berguna, diambil dari ayat ke-7 dari surat ini. Pokok isi surat menceritakan ancaman terhadap mereka yang tergolong mendustakan agama yakni mereka yang menghardik anak yatim, tidak menolong fakir miskin, riya'(ingin dipuji sesama manusia) dalam salatnya, serta enggan menolong dengan barang-barang yang berguna.
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok
Al-Quran
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan
juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life
yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di
akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial:
berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.
Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran
ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya
(QS, 17:9).Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir (QS 16:44).
Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup (QS 47:24).
Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."( Persoalan ini sangat penting, terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
Kekaburan mengenai hal ini dapat menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan generasi-generasi yang akan datang. Dalam bukunya, Science and the Modern World, A.N. Whitehead menulis: "Bila kita menyadari betapa pentingnya agama bagi manusia dan betapa pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang akan datang bergantung pada putusan generasi sekarang mengenai hubungan antara keduanya."6
Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu, gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut manusia.
Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.
Periode Turunnya Al-Quran
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT. dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas satu masalah, selalu menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk silih-berganti diterangkan.Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula, ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik.
Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.
Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran.
Periode Pertama
Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" (QS 74:1-2).Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw., dalam membentuk kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya: Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah Tuhanmu (QS 74:1-7).
Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan untuknya: Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil (QS 73:1-4).
Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang sangat berat (QS 73:5).
Ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya: Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat. Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat sombong kepada orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Apabila mereka (keluargamu) enggan mengikutimu, katakanlah: aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan (QS 26:214-216).
Demikian ayat-ayat yang merupakan bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah.
Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah "sebanding dengan sepertiga Al-Quran", karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih (penyucian) Allah SWT.
Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok:
- Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.
- Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan mereka (QS 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami."
- Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya.
Periode Kedua
Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua --termasuk Rasulullah saw.-- berhijrah ke Madinah.
Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).
Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai Muhammad: "Aku pertakuti kamu sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum 'Ad dan Tsamud" (QS 41:13).
Selain itu, turun juga ayat-ayat yang mengandung argumentasi-argumentasi mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa akan kejadiannya, mereka berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang telah lapuk dan hancur?" Katakanlah, wahai Muhammad: "Yang menghidupkannya ialah Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu sekalian membakar." Tidaklah yang menciptakan langit dan bumi sanggup untuk menciptakan yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan: "Jadilah!"Maka jadilah ia (QS 36:78-82).
Ayat ini merupakan salah satu argumentasi terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat. Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: "Siapakah di antara manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat-ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan dengannya."7
Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.
Periode Ketiga
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda-beda?Dengan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan merekalah yang memulai peperangan. Apakah kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar orang yang beriman. Perangilah! Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka; dan Allah akan menerangkan kamu semua serta memuaskan hati segolongan orang-orang beriman (QS 9:13-14).
Adakalanya pula merupakan perintah-perintah yang tegas disertai dengan konsiderannya, seperti: Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya minuman keras, perjudian, berhala-berhala, bertenung adalah perbuatan keji dari perbuatan setan. Oleh karena itu hindarilah semua itu agar kamu sekalian mendapat kemenangan. Sesungguhnya setan tiada lain yang diinginkan kecuali menanamkan permusuhan dan kebencian diantara kamu disebabkan oleh minuman keras dan perjudian tersebut, serta memalingkan kamu dari dzikrullah dan sembahyang, maka karenanya hentikanlah pekerjaan-pekerjaan tersebut (QS 5:90-91).
Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu sekalian mendapat peringatan (QS 24:27).
Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam perang Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita tujuh puluh orang korban, turunlah ayat-ayat penenang yang berbunyi: Janganlah kamu sekalian merasa lemah atau berduka cita. Kamu adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat luka, maka golongan mereka juga mendapat luka serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya Allah tiada mengasihi orang-orangyang aniaya (QS 3:139-140).
Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog dengan orang-orang Mukmin, banyak juga ayat yang ditujukan kepada orang-orang munafik, Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah. Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab ialah: Katakanlah (Muhammad): "Wahai ahli kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan yang bukan Allah." Maka bila mereka berpaling katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim" (QS 3:64).
Dakwah menurut Al-Quran
Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai Islam sebagai agamamu (QS 5:3).Uraian di atas menunjukkan bahwa ayat-ayat Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Jazirah Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri-ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut.
Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran-ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu itu saja. Karena yang demikian itu hanya untuk dijadikan argumentasi dakwah. Sejarah umat-umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang yang mengikuti jejak-jejak mereka.
Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang dalam menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek dakwah. Tentu saja metode yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat kecerdasan objek tersebut. Demikian pula dalam menanamkan idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih mengharapkan agar idenya berkembang pada semua tempat sepanjang masa.
Untuk menerapkan idenya itu, seorang da'i tidak boleh bosan dan putus asa. Dan dalam merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Demikian pula ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari terjadinya perasaan bosan, susunan kata-katanya --oleh Allah SWT-- diubah dan dihiasi sehingga menarik pendengarannya. Bukankah argumentasi-argumentasi Al-Quran mengenai soal-soal yang dipaparkan dapat dipergunakan di mana, kapan dan bagi siapa saja, serta dalam situasi dan kondisi apa pun?
Argumen kosmologis (cosmological argument) --yang oleh Immanuel Kant dikatakan sebagai suatu argumen yang sangat dikagumi dan merupakan salah satu dalil terkuat mengenai wujud Pencipta (Prime Cause)-- merupakan salah satu argumentasi Al-Quran untuk maksud tersebut. Bukankah juga penolakan Al-Quran terhadap syirik (politeisme) meliputi segala macam dan bentuk politeisme yang telah timbul, termasuk yang dianut oleh orang-orang Arab ketika turunnya Al-Quran?
Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu filsafat pun yang memaparkan perincian-perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam masyarakat tempat ia muncul atau berkembang. Cara yang demikian ini tidak mungkin akan mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat diterapkan dalam suatu masyarakat.
Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang bersifat universal untuk memulai penyebarannya di forum internasional. Tapi, cara paling tepat adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam masyarakat tempat timbulnya gerakan itu, dimana penyebar-penyebarnya mengetahui bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi. Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu, maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme, Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa diturunkannya saja.
Tujuan Pokok Al-Quran
Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok:- Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
- Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
- Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat."
Catatan kaki
6 Whitehead, Science and the Modern World, hal. 180.7 Lihat 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafsir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982, h. 73-74.
sumber : http://media.isnet.org/islam/Quraish/Membumi/Sejarah.html
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Feed News
Ganti Warna Background
Terima Kasih
Free Music at divine-music.info